Bersenang-Senang dengan Acapella

Sabtu, 30 Mei 2015 - 07:48 WIB
Bersenang-Senang dengan...
Bersenang-Senang dengan Acapella
A A A
PITCH Perfect 2 boleh jadi punya cerita yang klise, tapi karakter para tokohnya begitu pas membawakan dialog yang penuh humor. Sekuel ini jadi ibarat film Hangover versi perempuan.

Pada 2012, Pitch Perfect muncul sebagai sebuah film underdog. Namun, premis cerita yang segar –tentang sekumpulan mahasiswi unik dari grup acapellakampus– direspon luar biasa oleh masyarakat dunia. Film ini meraup pendapatan lebih dari USD115 juta, menduduki peringkat kedua sebagai film komedi musikal terlaris di bawah School of Rock. Keputusan membuat sekuelnya tentu bukan sebuah kejutan.

Cerita sekuel Pitch Perfect ini sebenarnya sederhana saja. Sebagai juara acapellatingkat nasional, grup Barden Bellas berniat untuk ikut kejuaraan acapellatingkat dunia. Namun, sebuah kecelakaan memalukan saat tampil di hadapan Presiden Obama membuat reputasi Bellas hancur. Tak hanya jadi bahan olok-olok di televisi nasional, kampus juga menskors dan mencabut predikat juara nasional mereka. Tur yang sudah di depan mata, terpaksa digantikan oleh grup acapella dari Jerman, Das Sound Machine.

Kepercayaan diri anggota grup pun luntur seketika. Beberapa kali tampil menghibur di acara kecil, kejadian memalukan terulang kembali. Ditambah, pemimpin sekaligus penata musik Bellas, Beca (Anna Kendrick) yang diterima bekerja magang di perusahaan label musik tengah sibuk mewujudkan mimpi karier musiknya di perusahaan tersebut. Bellas pun jadi galau. Bagaimana mereka bisa jadi juara dunia kalau tidak kompak?

Setelah itu, cerita klise pun berjalan. Ada tiga karakter utama dalam film ini, yaitu Beca, Chloe (Brittany Snow), dan anggota baru Emily (Hailee Steinfeld). Merekalah yang membuat cerita terus berputar sekaligus menghibur penonton dengan suara indahnya.

Namun yang memuat Pitch Perfect 2menjadi sebuah film yang penuh tawa adalah celetukanceletukan yang keluar dari mulut Fat Amy (Rebel Wilson) yang eksentrik sekaligus sarkas, Lilly (Hana Mae Lee) yang selalu merasa dirinya datang dari masa ratusan tahun yang lalu, serta Flo (Chrissie Fit) imigran ilegal dari Guatemala yang selalu mengaitkan apa pun dengan penderitaannya sebagai seorang minoritas.

Mulut-mulut jahil ketiganyalah yang membuat film ini terasa segar, meski ceritanya sudah bisa kita tebak. Dengan kehadiran mereka, Pitch Perfect 2 bukan sekadar film sisterhood romance biasa, tapi film persahabatan geng perempuan dengan banyak kegilaan dan kekonyolan di mana-mana. Lihat saja romansa ajaib antara Fat Amy dan Bumper, juga setiap kali Lilly dengan suara pelan dan wajah anehnya berkomentar tentang sesuatu.

Belum termasuk duo komentator acapellaGail dan John (Elizabeth Banks dan John Michael Higgins) yang senang memberikan komentar sarkas juga konyol, apalagi jika menyangkut hak-hak perempuan. Soal musiknya, ini juga poin kedua yang menghibur. Ibarat menonton Step Up yang menghibur dengan aneka tariannya, Pitch Perfect 2 menyenangkan dengan nyanyian acapellalengkap dengan musik beatbox dan kor paduan suara.

Menariknya, grup fiktif Das Sound Machine dari Jerman (dipimpin langsung oleh DJ Flula yang memang asal Jerman) kerap tampil lebih menonjol dibanding Bellas. Dengan keunggulan di musik dan komedi, Pitch Perfect 2sudah memenuhi kebutuhan dasar sebagai film musikal komedi yang menghibur.

Skenarionya memang tampil seadanya, tapi dengan musik dan humor yang segar, sekuel film ini dijamin tidak membosankan.

Herita endriana
(ftr)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)